Potensi wakaf uang di Indonesia mencapai Rp180 triliun per tahun, realisasi penghimpunannya masih rendah, kurang dari 1%. Rendahnya kesadaran masyarakat menjadi salah satu hambatan utama, terutama persepsi bahwa wakaf terbatas pada aset fisik seperti tanah atau bangunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendalami persepsi dan minat lembaga nadzir wakaf terhadap pengelolaan wakaf uang. Mengkaji hambatan lembaga nadzhir wakaf dalam mengelola wakaf dan menemukan strategi komunikasi dalam meningkatkan wakaf uang di provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, yang pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan pentingnya strategi komunikasi eksternal yang efektif, termasuk edukasi berbasis religiusitas, penggunaan media sosial, dan pengemasan pesan yang relevan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat. Pendekatan komunikasi interaksional, yang memungkinkan dua arah dan umpan balik, juga direkomendasikan untuk memperkuat hubungan antara Badan Wakaf Indonesia, lembaga Nazhir, dan masyarakat. Strategi ini berperan sebagai jembatan untuk membangun kepercayaan, meningkatkan kesadaran, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam wakaf uang. Implementasi strategi ini diharapkan dapat mengoptimalkan potensi wakaf uang sebagai instrumen pembangunan ekonomi berbasis Islam dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.