• Home
  • Berita
  • Monday Forum: Pengenalan Platform Baru LPPM

Monday Forum: Pengenalan Platform Baru LPPM

admin 11 Jun 2023

📌 MONDAY FORUM 📌

 

🕰 Senin,12 Juni 2023/23 Dzulqa'dah 1444 H
⏳ 09.30 - 11.00 WIB

 

📚  Seri 016📚
*Pengenalan Platform Baru LPPM*

 

🧑🏻‍🎓  Speaker: *Dr. Nur Hendrasto M.Si., CPC*
_Dosen IAI Tazkia_
_Direktur Lppm IAI Tazkia_

 

🎙 Zoom Meeting 🎙
https://us02web.zoom.us/j/8625617759?pwd=czBqQmxyYm1lcGpDSTM1V3NKME80Zz09


Meeting ID : 862 561 7759
Passcode : amanah

 

Organized by:
Institute of Research and Community Empowerment

Anda Mungkin Suka

Efektivitas Analisis Sentimen Sejawat

Analisis sentimen sejawat adalah pendekatan yang menggunakan teknik pemrosesan bahasa alami (NLP) dan analisis sentimen untuk mengevaluasi respons emosional atau opini dari para penilai terhadap suatu karya ilmiah, seperti artikel jurnal. Berikut adalah beberapa cara di mana analisis sentimen sejawat dapat meningkatkan efektivitas proses penelaahan sejawat:

 

>Identifikasi Respon Emosional: Analisis sentimen dapat membantu mengidentifikasi respon emosional penilai terhadap berbagai aspek dari artikel, mulai dari bahasa yang digunakan hingga kesan keseluruhan. Ini memberikan wawasan tambahan selain penilaian teknis.

 

>Penilaian Subjektivitas: Analisis sentimen dapat membantu mengukur tingkat subjektivitas dalam penilaian. Hal ini berguna untuk mengidentifikasi bagian artikel yang mungkin menjadi subjektif dan dapat menimbulkan perbedaan pendapat di antara penilai.

 

>Pemahaman Umpan Balik Kualitatif: Analisis sentimen sejawat dapat membantu menggali umpan balik kualitatif penilai, membantu penyunting dan penulis untuk memahami lebih baik bagaimana pesan atau metodologi mereka diterima.

 

>Identifikasi Aspek Positif dan Negatif: Analisis sentimen dapat membedakan aspek-aspek positif dan negatif dalam penilaian, memberikan gambaran lebih rinci tentang kekuatan dan kelemahan artikel.

 

>Tren Sentimen dalam Sejawat: Dengan melacak tren sentimen sejawat dari beberapa penilaian, analisis sentimen dapat membantu mengidentifikasi apakah ada konsensus positif atau negatif tentang suatu artikel di antara para penilai.

 

>Mendeteksi Tingkat Kepuasan Penilai: Melalui analisis sentimen, dapat dilihat apakah penilai merasa puas atau tidak puas dengan isi artikel. Hal ini dapat memberikan masukan berharga untuk meningkatkan kualitas dan kejelasan tulisan.

 

>Perbaikan Proses Penelaahan: Analisis sentimen dapat membantu penyunting dan penerbit untuk mengevaluasi efektivitas proses penelaahan sejawat, dengan mengidentifikasi area yang mungkin memerlukan perbaikan atau perhatian lebih lanjut.

 

>Menemukan Sentimen Tertentu dalam Domain Khusus: Analisis sentimen yang dioptimalkan untuk domain khusus (seperti ilmu pengetahuan, teknologi, atau kedokteran) dapat memberikan hasil yang lebih akurat dalam konteks tersebut.

 

>Meningkatkan Konsistensi Penilaian: Dengan memanfaatkan analisis sentimen, dapat menciptakan alat pendukung yang membantu memastikan konsistensi dalam penilaian sejawat, terutama ketika menangani jumlah artikel yang besar.

 

>Dukungan Keputusan: Analisis sentimen dapat membantu penyunting dalam mengambil keputusan yang lebih terinformasi terkait penerimaan atau penolakan suatu artikel, dengan memperhatikan tanggapan emosional dan opini penilai.

 

Dengan demikian, analisis sentimen sejawat dapat memberikan dimensi tambahan dalam proses penelaahan sejawat, membantu meningkatkan efektivitas dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang tanggapan para penilai terhadap karya ilmiah.

 

 


 

Membuka Era Baru dalam Penelitian dan Pengajaran dengan Tools Artificial Intelligence di 2024

Selamat datang di era baru dalam dunia pendidikan dan penelitian! Tahun 2024 menjadi titik balik yang menandai revolusi dalam cara kita melakukan penelitian dan pengajaran, dengan kehadiran tools Artificial Intelligence (AI) yang memudahkan dan mengubah paradigma. Teknologi Artificial Intelligence (AI) telah merevolusi berbagai aspek kehidupan kita, dan tak terkecuali dalam dunia penelitian dan kepenulisan. Dengan kemampuannya untuk menganalisis data besar-besaran, memprediksi tren, dan bahkan menyusun teks, AI telah membawa perubahan signifikan dalam cara kita melakukan penelitian dan menulis.

Penelitian yang Lebih Cepat dan Efisien:

Dengan kehadiran AI, para peneliti kini memiliki akses ke algoritma pembelajaran mesin yang canggih untuk menganalisis data dengan cepat dan mendalam. Data besar-besaran dapat diurai dalam hitungan jam, membuka pintu bagi penemuan baru dan terobosan ilmiah yang mengesankan.

Prediksi dan Pemodelan yang Akurat:

Tools AI di 2024 telah membuat prediksi dan pemodelan menjadi lebih akurat dan handal. Algoritma yang ditingkatkan dapat mengidentifikasi pola-pola kompleks dalam data, memungkinkan para peneliti untuk meramalkan tren masa depan dengan tingkat keakuratan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kreativitas dalam Pengajaran:

Dalam dunia pendidikan, AI membuka peluang baru dalam pengajaran yang inovatif dan menarik. Guru dapat menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk menyesuaikan kurikulum dan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan minat individu siswa, menciptakan pengalaman belajar yang personal dan bermakna.

Pengoptimalan Proses Pembelajaran:

Tools AI juga memungkinkan para pendidik untuk mengoptimalkan proses pembelajaran. Dengan analisis data yang mendalam, mereka dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dan merancang strategi pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan pencapaian akademis mereka.

Namun, meskipun AI telah membawa berbagai kemajuan, ada juga beberapa tantangan yang perlu diperhatikan. Tentu saja, tidak ada perubahan tanpa tantangan. Tantangan etika dan batasan dalam penggunaan AI dalam dunia penelitian, kepenulisan, dan pengajaran memerlukan pemahaman yang mendalam tentang implikasi teknologi ini terhadap individu, masyarakat, dan proses kreatif secara keseluruhan.

Etika dalam Penggunaan AI:

1. Privasi dan Keamanan Data: Dalam penelitian dan kepenulisan, penggunaan AI sering melibatkan pengumpulan dan analisis data yang sensitif. Penting untuk memastikan bahwa data pribadi dilindungi dengan ketat, dan keamanan sistem diperhatikan dengan serius untuk mencegah pelanggaran privasi dan penyalahgunaan data.

2. Bias dalam Data dan Model: Data yang digunakan oleh AI dapat mencerminkan bias yang ada dalam masyarakat. Jika data tersebut tidak diolah dengan hati-hati, algoritma pembelajaran mesin dapat memperkuat atau bahkan memperluas bias ini. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah untuk mengidentifikasi, mengurangi, dan memitigasi bias dalam data dan model AI.

3. Tanggung Jawab dalam Pengambilan Keputusan: Penggunaan AI dalam pengambilan keputusan, baik dalam penelitian maupun kepenulisan, memunculkan pertanyaan tentang siapa yang bertanggung jawab atas hasilnya. Penting bagi pengguna AI untuk mempertimbangkan implikasi etis dari keputusan yang diambil oleh sistem, serta untuk memiliki mekanisme yang jelas untuk menanggapi konsekuensi yang mungkin timbul.

Batasan dalam Penggunaan AI:

1. Ketergantungan yang Berlebihan: Terlalu mengandalkan AI dalam penelitian dan kepenulisan dapat mengurangi peran kreativitas, analisis kritis, dan pengambilan keputusan manusia. Penting untuk mengakui bahwa teknologi ini seharusnya menjadi alat, bukan pengganti, dari peran manusia dalam proses kreatif.

3. Kesadaran akan Batasan: Para pengguna AI perlu memiliki kesadaran yang kuat akan batasan teknologi ini. Ini melibatkan pengakuan bahwa AI tidak selalu dapat menggantikan peran manusia sepenuhnya, dan bahwa ada situasi di mana intervensi manusia atau pengambilan keputusan manual masih diperlukan.

Dengan memahami tantangan etika dan batasan dalam penggunaan AI, kita dapat mengembangkan kerangka kerja yang lebih komprehensif dan berkelanjutan untuk memanfaatkan potensi teknologi ini dengan bijaksana. Ini mencakup pembentukan kebijakan yang berbasis pada prinsip-prinsip etika, pengembangan algoritma yang transparan dan terbuka, serta pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang implikasi teknologi AI dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa penggunaan AI dalam penelitian dan kepenulisan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat, sambil tetap mempertimbangkan nilai-nilai etika dan integritas.

Keamanan Data Kominfo di Ujung Tanduk: Peran Vital Peneliti dan Akademisi

Baru-baru ini, Indonesia diguncang oleh kasus kebocoran data yang melibatkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Kasus ini menimbulkan kekhawatiran yang serius tentang privasi dan keamanan data pribadi warga negara. Krisis ini menyoroti kelemahan dalam sistem perlindungan data pemerintah dan menuntut tindakan nyata dari berbagai pihak, termasuk peneliti dan akademisi. Artikel ini akan membahas krisis kebocoran data pada Kominfo dan langkah-langkah yang perlu diambil oleh peneliti dan akademisi untuk mengatasi masalah ini.

Latar Belakang Kebocoran Data pada Kominfo

Kebocoran data yang melibatkan Kominfo mencakup sejumlah besar informasi pribadi yang sensitif. Data yang bocor termasuk nama lengkap, nomor paspor, tanggal lahir, dan informasi lainnya yang dapat digunakan untuk mencuri identitas seseorang. Kebocoran ini diduga terjadi karena kelemahan dalam sistem keamanan yang digunakan oleh Kominfo atau pihak ketiga yang mengelola data tersebut.

Sumber kebocoran bisa bermacam-macam, mulai dari serangan siber oleh peretas, kesalahan manusia, hingga ketidakpatuhan terhadap protokol keamanan. Apapun penyebabnya, dampaknya terhadap individu dan masyarakat sangat merugikan. Selain ancaman langsung terhadap privasi, kebocoran ini juga merusak kepercayaan publik terhadap kemampuan pemerintah dalam melindungi data pribadi warganya.

Dampak Kebocoran Data pada Kominfo

Dampak dari kebocoran data yang melibatkan Kominfo sangat luas dan beragam. Beberapa dampak utama termasuk:

  1. Pencurian Identitas: Data pribadi yang bocor dapat digunakan oleh pelaku kejahatan untuk mencuri identitas seseorang. Ini bisa berujung pada pembukaan rekening bank fiktif, aplikasi kredit palsu, dan bahkan kegiatan kriminal lainnya atas nama korban.
  2. Kehilangan Kepercayaan Publik: Kebocoran data yang melibatkan lembaga pemerintah merusak kepercayaan masyarakat terhadap institusi yang seharusnya melindungi mereka. Ini bisa mengurangi partisipasi warga dalam program-program pemerintah dan menurunkan legitimasi pemerintah itu sendiri.
  3. Kerugian Ekonomi: Individu yang identitasnya dicuri seringkali mengalami kerugian finansial yang signifikan. Selain itu, perusahaan yang datanya bocor juga dapat menghadapi sanksi hukum dan kehilangan reputasi, yang berdampak pada penurunan nilai saham dan kepercayaan investor.

Tindakan yang Harus Dilakukan oleh Peneliti dan Akademisi

Peneliti dan akademisi memiliki peran penting dalam membantu mengatasi krisis kebocoran data ini. Beberapa tindakan yang dapat mereka ambil meliputi:

1. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Keamanan

Peneliti di bidang keamanan siber dapat berkontribusi dengan mengembangkan teknologi yang lebih aman untuk melindungi data pribadi. Ini termasuk:

  • Enkripsi Data: Mengembangkan algoritma enkripsi yang lebih kuat untuk melindungi data selama penyimpanan dan transmisi. Enkripsi yang kuat memastikan bahwa data yang bocor tidak dapat dibaca oleh pihak yang tidak berwenang.
  • Sistem Autentikasi: Mengembangkan metode autentikasi multifaktor yang lebih aman dan mudah digunakan untuk memastikan hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengakses data. Autentikasi biometrik, token keamanan, dan autentikasi dua faktor dapat meningkatkan keamanan.
  • Deteksi Intrusi: Meningkatkan sistem deteksi intrusi untuk mengenali dan merespons serangan siber dengan cepat. Teknologi ini dapat memantau aktivitas jaringan secara real-time dan mendeteksi anomali yang mungkin menunjukkan serangan siber.

2. Analisis Kebijakan dan Regulasi

Akademisi di bidang hukum dan kebijakan publik dapat mengevaluasi dan merekomendasikan perubahan kebijakan untuk meningkatkan perlindungan data. Ini termasuk:

  • Evaluasi Regulasi: Meninjau regulasi yang ada untuk mengidentifikasi kelemahan dan celah yang memungkinkan kebocoran data. Evaluasi ini harus mencakup analisis terhadap undang-undang perlindungan data, kebijakan privasi, dan standar keamanan yang diterapkan oleh lembaga pemerintah.
  • Pengembangan Kebijakan: Merekomendasikan kebijakan baru yang memperkuat perlindungan data pribadi, seperti undang-undang privasi yang lebih ketat dan sanksi yang lebih berat bagi pelanggaran. Kebijakan ini harus dirancang untuk memberikan perlindungan yang komprehensif terhadap data pribadi dan memastikan kepatuhan yang ketat.
  • Pendidikan dan Kesadaran: Mengembangkan program pendidikan dan kampanye kesadaran untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan lembaga tentang pentingnya keamanan data. Program ini harus mencakup pelatihan tentang praktik terbaik dalam keamanan data, serta upaya untuk meningkatkan kesadaran tentang risiko kebocoran data dan cara melindungi diri.

3. Studi Dampak Sosial dan Ekonomi

Peneliti sosial dan ekonomi dapat menganalisis dampak kebocoran data pada individu dan masyarakat. Ini membantu dalam memahami sejauh mana kerugian yang ditimbulkan dan merancang intervensi yang tepat. Beberapa aspek yang dapat dianalisis meliputi:

  • Dampak Ekonomi: Mengukur kerugian finansial yang dialami individu dan perusahaan akibat kebocoran data. Penelitian ini dapat mencakup analisis biaya pemulihan identitas, kerugian bisnis, dan dampak ekonomi secara keseluruhan.
  • Dampak Psikologis: Meneliti dampak psikologis terhadap korban pencurian identitas, termasuk stres, kecemasan, dan kehilangan kepercayaan. Penelitian ini dapat membantu dalam merancang program dukungan untuk korban dan meningkatkan pemahaman tentang dampak jangka panjang dari kebocoran data.
  • Kesejahteraan Sosial: Menganalisis bagaimana kebocoran data mempengaruhi kesejahteraan sosial dan kohesi masyarakat. Penelitian ini dapat mengevaluasi dampak kebocoran data terhadap hubungan sosial, kepercayaan antarwarga, dan rasa aman dalam masyarakat.

4. Kolaborasi dan Penyebaran Pengetahuan

Pemerintah harus menggandeng Akademisi peneliti, industri, dan masyarakat untuk mengatasi masalah kebocoran data. Ini termasuk:

  • Kolaborasi Antar Disiplin: Membentuk tim lintas disiplin yang menggabungkan keahlian di bidang teknologi, hukum, ekonomi, dan sosial untuk menemukan solusi komprehensif. Kolaborasi ini dapat menghasilkan pendekatan yang lebih holistik dan efektif dalam menangani kebocoran data.
  • Penyebaran Pengetahuan: Menerbitkan hasil penelitian dalam jurnal ilmiah, laporan kebijakan, dan media populer untuk meningkatkan pemahaman publik dan pemangku kepentingan. Penyebaran pengetahuan yang luas dapat membantu dalam membangun kesadaran dan mendorong tindakan yang tepat untuk melindungi data pribadi.
  • Pelatihan dan Workshop: Mengadakan pelatihan dan workshop untuk meningkatkan keterampilan dan kesadaran tentang keamanan data di kalangan profesional dan masyarakat umum. Program pelatihan ini dapat mencakup praktik terbaik dalam keamanan siber, penggunaan alat enkripsi, dan metode perlindungan data lainnya.

5. Penerapan dan Evaluasi Intervensi

Peneliti dapat mengembangkan dan menguji intervensi untuk meningkatkan keamanan data. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah:

  • Proyek Percontohan: Melakukan proyek percontohan untuk menguji efektivitas teknologi atau kebijakan baru sebelum diterapkan secara luas. Proyek percontohan ini dapat memberikan wawasan tentang keberhasilan dan tantangan yang mungkin dihadapi dalam penerapan skala besar.
  • Evaluasi Program: Mengevaluasi program dan kebijakan yang sudah diterapkan untuk menentukan keberhasilan dan area yang memerlukan perbaikan. Evaluasi ini harus mencakup analisis kualitatif dan kuantitatif untuk mengukur dampak intervensi dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilannya.
  • Umpan Balik dan Perbaikan: Menggunakan umpan balik dari evaluasi untuk memperbaiki dan memperkuat intervensi yang ada. Proses ini harus melibatkan pemangku kepentingan utama dan memastikan bahwa perubahan yang dilakukan berdasarkan data dan temuan yang valid.

Kesimpulan

Kebocoran data pada Kominfo adalah masalah serius yang memerlukan perhatian dan tindakan dari berbagai pihak, termasuk peneliti dan akademisi. Dengan mengembangkan teknologi keamanan yang lebih baik, mengevaluasi dan mengusulkan perubahan kebijakan, menganalisis dampak sosial dan ekonomi, serta bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, peneliti dan akademisi dapat memainkan peran kunci dalam mengatasi masalah ini. Penelitian yang mendalam dan kolaboratif, serta penyebaran pengetahuan yang luas, akan membantu dalam membangun sistem perlindungan data yang lebih kuat dan mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan institusi yang bertanggung jawab. Melalui pendekatan ini, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih aman dan terlindungi bagi data pribadi warga negara.

Program Bantuan Penelitian Berbasis Standar Biaya Keluaran pada PTKI dan Bantuan Litapdimas (Pendukung Mutu Penelitian, Publikasi Ilmiah, dan Pengabdian kepada Masyarakat) pada Satuan Kerja Diktis Tahun Anggaran 2023

Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 153 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Program Bantuan Litapdimas (Pendukung Mutu 
Penelitian, Publikasi Ilmiah, dan Pengabdian kepada Masyarakat) Tahun Anggaran 2023, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut:


1. Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) membuka pendaftaran Bantuan 
Penelitian Berbasis SBK pada PTKI dan Bantuan Litapdimas yang akan dibiayai di 
tahun anggaran 2023. Bantuan ini akan dilakukan pendaftaran, proses penilaian hingga 
pengumuman nomine di tahun anggaran 2023 dengan rencana jadwal sebagai berikut:

NoUraian KegiatanWaktu
1Pengumuman dan Sosialisasi02-05 Juni 2023
2Registrasi Proposal dan Submit05 Juni - 03 Juli 2023
3Seleksi Administrasi (Desk Evaluation)03 Juli - 17 Juli 2023
4Penilaian Reviewer17-31 Juli 2023
5Pengumuman Calon Nomine07 Agustus 2023
6Seminar Proposal21-23 Agustus 2023
7Pengumuman Penerima Bantuan31 Agustus 2023

 

2. Klaster yang dibuka dan penerima Bantuan Penelitian Berbasis SBK pada PTKI dan Bantuan Litapdimas Tahun Anggaran 2023.

 

3. Proses mulai pendaftaran, seleksi, penetapan hingga laporan bantuan dilakukan secara online dan unggahan berkas (softcopy/paperless) pada aplikasi yang diakses melalui  laman https://litapdimas.kemenag.go.id dan/atau melalui web service masing-masing PTKIN yang terkoneksi dengan laman litapdimas.


4. Pendaftaran proposal semua bantuan sebagaimana dimaksud pada angka 2 (dua) akan ditutup pada Senin, 03 Juli 2023 pukul 23:59 WIB. Ketentuan lebih lanjut mengenai masing-masing bantuan dapat dilihat pada Petunjuk Teknis Program Bantuan terlampir.

 

5. Penyelenggaraan program bantuan ini akan dibebankan pada DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Tahun Anggaran 2023 yang tahap penetapan penerima bantuan dan
pencairannya menunggu setelah dipastikan tidak terjadi refocusing anggaran dan dibukanya blokir anggaran oleh Kementerian Keuangan. 


6. Penyelenggaraan program bantuan ini tidak ada pungutan apapun yang dibebankan kepada para pengusul bantuan. 
 

7. Sehubungan dengan hal di atas, diharap Bapak/Ibu Rektor/Ketua PTKIN/PTKIS dan Pimpinan Kopertais untuk menyampaikan informasi ini dan mendorong agar civitas akademika di lingkungan PTKI yang bersangkutan berpartisipasi dalam kegiatan ini. Kejelasan tindak lanjut bantuan ini, kami mengundang para civitas akademika di lingkungan PTKI untuk mengikuti sosialisasi program Bantuan Penelitian Berbasis SBK 
pada PTKI dan Bantuan Litapdimas Tahun Anggaran 2023 secara daring melalui platform zoom meeting yang akan dilaksanakan pada: 


Hari, Tanggal : Selasa, 06 Juni 2023
Waktu : 10:00 s/d 12:00 WIB 
Zoom Meeting ID : 816 8902 5005 

(Log in Pukul 09:45 WIB) 


Join Zoom Meeting : https://bit.ly/SosialisasiLitapdimas2023 
Passcode : Litapdimas 


8. Hal-hal yang belum diatur akan diinformasikan lebih lanjut dan dapat dilihat pada 
http://diktis.kemenag.go.id/ dan http://litapdimas.kemenag.go.id.