Call for Paper 2nd ICMSME

admin 22 Sep 2023

September 30, 2023

a. Online Registration: https://s.id/2ndICMSME-OnlineRegistration
b. Fullpaper Submission: https://s.id/2ndICMSME-AbstractFullpaperSubmission
c. Payment submission: https://s.id/2ndICMSME-Payment
d. Template: https://s.id/2ndICMSME-Template

Anda Mungkin Suka

Etika Penelitian dan Perlindungan Subjek Penelitian

Etika penelitian dan perlindungan subjek penelitian adalah aspek penting dalam setiap studi penelitian. Berikut adalah beberapa prinsip dan pedoman yang perlu diperhatikan:

1. Persetujuan Subjek:
  - Selalu diperlukan persetujuan tertulis dari subjek penelitian sebelum memulai pengumpulan data. Subjek harus sepenuhnya memahami tujuan penelitian, risiko, dan manfaatnya.

2. Kerahasiaan dan Privasi:
  - Jaga kerahasiaan identitas subjek penelitian, terutama jika data yang Anda kumpulkan bersifat rahasia atau sensitif.
  - Pastikan data pribadi subjek tidak akan diungkapkan atau disalahgunakan.

3. Perlindungan Anak dan Rentan:
  - Berikan perlindungan tambahan kepada anak-anak, orang dengan disabilitas, dan populasi yang rentan.
  - Pastikan persetujuan orang tua atau wali jika subjek penelitian adalah anak di bawah umur.

4. Manfaat Bersih:
  - Pastikan bahwa manfaat dari penelitian tersebut lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami oleh subjek penelitian.

5. Konflik Kepentingan:
  - Ungkapkan konflik kepentingan, seperti sumber pendanaan atau afiliasi dengan organisasi yang mungkin memengaruhi hasil penelitian.

6. Data dan Hasil yang Jujur:
  - Sediakan data yang akurat dan jujur, serta jelaskan metode penelitian dengan transparan.
  - Hindari penyuntingan data atau hasil penelitian untuk memenuhi ekspektasi atau agenda tertentu.

7. Konsultasi Etika:
  - Jika penelitian melibatkan subjek manusia atau data sensitif, konsultasikan dengan komite etika penelitian universitas atau organisasi yang relevan.

8. Persetujuan Informed Consent:
  - Pastikan bahwa subjek penelitian telah memberikan persetujuan yang informasi dan tanpa tekanan.

9. Retensi Data:
  - Simpan data penelitian dengan aman selama periode yang sesuai dan ikuti pedoman tentang retensi data.

10. Peer Review:
   - Ajukan hasil penelitian Anda untuk peer review, yang akan membantu memastikan kualitas penelitian dan kepatuhan terhadap etika.

11. Pemantauan dan Pelaporan:
   - Jika penelitian melibatkan risiko atau dampak yang mungkin tidak diantisipasi, monitor penelitian secara berkala dan laporkan masalah atau perubahan ke komite etika atau badan yang relevan.

12. Pertimbangan Budaya:
   - Hormati budaya dan keyakinan subjek penelitian, dan pastikan bahwa metode penelitian Anda sesuai dengan konteks budaya.

Memahami dan mematuhi prinsip-prinsip etika penelitian adalah penting untuk menjaga integritas penelitian Anda dan untuk melindungi hak dan kesejahteraan subjek penelitian. Selalu pertimbangkan pedoman etika yang berlaku dalam bidang penelitian Anda dan konsultasikan dengan ahli etika atau komite etika jika diperlukan.

CALL FOR PAPERS Waraqat Vol. VIII No. 2 Juli - Desember 2023

Jurnal Waraqat kembali membuka kesempatan bagi Penulis, Dosen, dan Pemerhati Bidang Ilmu-Ilmu Keislaman untuk submit karya terbaiknya.

More info: https://waraqat.assunnah.ac.id/index.php/WRQ

Penelitian Netnografi Digital pada Masyarakat Modern

Di tengah era digital yang semakin maju, kehidupan sosial kita telah bertransformasi secara radikal. Platform digital seperti media sosial, forum online, dan blog telah menjadi arena baru di mana interaksi sosial berlangsung. Karena perubahan ini, muncul kebutuhan untuk memahami bagaimana teknologi mempengaruhi perilaku sosial dan budaya kita. Dalam konteks ini, netnografi digital, yang merupakan adaptasi dari etnografi tradisional ke ruang digital, menawarkan wawasan penting.

Apa itu Netnografi Digital?

Netnografi digital adalah metodologi penelitian yang menggunakan prinsip etnografi—studi mendalam tentang orang dan budaya—dan menerapkannya pada konteks komunitas online. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Robert Kozinets pada akhir 1990-an dan telah berkembang menjadi alat utama dalam riset kualitatif. Melalui netnografi, peneliti dapat mengamati, menganalisis, dan berinteraksi dengan perilaku alami peserta tanpa gangguan fisik, memberikan pemahaman mendalam tentang dinamika sosial yang terjadi di internet.

Kegunaan Netnografi di Masyarakat Modern

  • Menjelajahi Perilaku Konsumen. Dalam pemasaran dan riset pasar, netnografi menjadi sangat berharga karena memungkinkan merek untuk mendengarkan dan memahami percakapan konsumen tentang produk atau jasa mereka secara real-time. Ini memberikan insight tentang preferensi konsumen, tren, dan masalah produk yang mungkin tidak terungkap melalui survei atau wawancara tradisional.
  • Memahami Perubahan Sosial dan Budaya. Netnografi memungkinkan peneliti untuk menangkap dan menganalisis perubahan nilai dan norma sosial yang sering kali muncul pertama kali dalam diskusi online. Misalnya, penelitian tentang bagaimana komunitas online bereaksi terhadap isu-isu sosial seperti perubahan iklim atau kesetaraan gender dapat memberikan wawasan tentang pergeseran sikap sebelum hal itu menjadi jelas di masyarakat umum.
  • Mengungkap Subkultur. Internet adalah habitat alami bagi subkultur yang mungkin tidak terlihat atau mudah diakses oleh peneliti menggunakan metode konvensional. Dari penggemar genre musik tertentu hingga kelompok aktivisme, netnografi memungkinkan studi tentang komunitas ini dalam skala yang lebih luas.

Metodologi Penelitian Netnografi

Proses netnografi melibatkan beberapa langkah kunci:

  • Pemilihan Situs. Peneliti harus memilih platform online yang paling relevan dengan topik penelitian mereka. Ini bisa berupa media sosial, forum, atau blog tergantung pada fokus studi.
  • Pengumpulan dan Analisis Data. Data yang dikumpulkan dalam netnografi biasanya berupa teks, gambar, dan video yang dihasilkan pengguna. Metode analisis bisa berupa analisis isi kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya, tergantung pada tujuan penelitian.
  • Etika Penelitian. Salah satu tantangan utama dalam netnografi adalah etika, terutama berkaitan dengan privasi. Peneliti harus memastikan bahwa mereka memiliki izin untuk menggunakan data dari forum atau grup online, dan bahwa identitas pribadi tidak terungkap tanpa persetujuan.

Tantangan dalam Penelitian Netnografi

  • Kecepatan Perubahan Media Digital. Kecepatan di mana platform digital berkembang dapat membuat hasil penelitian cepat usang. Oleh karena itu, netnografi membutuhkan fleksibilitas dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi.
  • Bias dalam Data. Data yang dihasilkan dari interaksi online bisa jadi tidak sepenuhnya mencerminkan populasi yang lebih luas karena tidak semua demografi aktif secara online dengan cara yang sama. Ini bisa mengarah pada bias dalam penelitian.
  • Isu Privasi dan Anonimitas. Mengelola privasi dan anonimitas merupakan aspek kritikal dalam etika netnografi. Peneliti harus memastikan bahwa mereka menghormati hak-hak partisipan dan beroperasi sesuai dengan pedoman etika yang ketat.

Kesimpulan

Netnografi digital menawarkan cara yang kuat dan relevan untuk memahami masyarakat modern yang terus berkembang. Sebagai alat penelitian, netnografi mengungkapkan bagaimana digitalisasi telah mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan kita. Dengan memanfaatkan teknologi untuk mendengarkan dan memahami percakapan yang terjadi di ruang online, para peneliti dapat menangkap nuansa perilaku yang sebelumnya sulit untuk diamati. Melalui pendekatan etis dan sistematis, netnografi terus memberikan wawasan berharga tentang dinamika sosial dan budaya kita yang terus berubah.

Kekuasaan Hukum dan Kekuatan Hukum: Sebuah Potret Akademik

Pada sesi akademik kali ini Senin, 08 Juli 2024, kita akan membahas tema yang menarik dan relevan dengan situasi politik dan ekonomi saat ini, yaitu "Kekuasaan Hukum dan Kekuatan Hukum". Tema ini tidak hanya membuka wawasan kita mengenai hukum dan kekuasaan, tetapi juga mengajak kita untuk lebih peduli terhadap isu-isu sosial yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dr. Wahyu Dwi Agung Priyo Susilo, Kepala Pusat Studi Kajian Hukum dan Masyarakat di Institut Agama Islam Tazkia, akan memaparkan pandangannya.

Pendekatan Filosofis dan Sejarah Kekuasaan

Kekuasaan selalu menjadi subjek yang menarik dalam sejarah manusia. Dari zaman Yunani dan Romawi hingga masa keemasan Majapahit, kekuasaan sering kali disandingkan dengan hukum. Sejarah mencatat bahwa di Yunani, raja dianggap sebagai perwujudan hukum itu sendiri, dengan pepatah "King can do no wrong" yang menunjukkan absolutisme kekuasaan raja. Filosofi kekuasaan ini mencerminkan bahwa tanpa kontrol hukum yang kuat, kekuasaan cenderung disalahgunakan.

Hukum sebagai Pembatas Kekuasaan

Dalam konteks hukum Islam, kekuasaan Allah adalah absolut dan tidak terbantahkan. Kisah Nabi Adam yang diusir dari surga karena melanggar perintah Allah adalah contoh kekuasaan absolut yang tidak dapat digugat. Namun, dalam dunia manusia, kekuasaan harus dibatasi oleh hukum untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan wewenang. Hukum, sebagai cita-cita keadilan, harus diterapkan untuk mengontrol kekuasaan dan memastikan keadilan bagi semua pihak.

Kekuasaan dan Hukum dalam Konteks Modern

Di era modern, kita melihat bahwa kekuasaan yang tidak diimbangi dengan kontrol hukum yang ketat dapat berakibat pada tindakan sewenang-wenang. Sejarah Indonesia, mulai dari masa Majapahit hingga era kemerdekaan, menunjukkan bahwa kekuasaan yang tidak terkontrol dapat berakhir dengan konflik dan ketidakadilan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami bahwa hukum harus selalu berada di atas kekuasaan, bukan sebaliknya.

Kesimpulan

Kekuasaan dan hukum adalah dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Tanpa hukum yang kuat, kekuasaan cenderung absolut dan korup. Oleh karena itu, dalam setiap aspek kehidupan, kita harus memastikan bahwa hukum ditegakkan untuk membatasi kekuasaan dan melindungi hak-hak individu. Sebagai akademisi dan masyarakat yang peduli, kita harus terus mengingatkan pentingnya hukum sebagai pengontrol kekuasaan demi terciptanya keadilan dan kesejahteraan bersama.