This research aims to examine the effect of board characteristics on the Maqâshid Shariah Index (MSI) of the performance of Indonesian Islamic banks, using panel data regression. Independent variables, namely the characteristics of the board of commissioners, board of directors, and Shariah supervisory board, are related to board internal ownership, board expertise, board independence, cross-membership of boards, and board tenure, with size and growth as controlling variables, while the dependent variable is maqâshid shariah performance in Islamic banks. The study samples include 12 Islamic banks in Indonesia which regularly published their annual reports and management over the period 2009 to 2017. The results from both models, with and without control variables, show that board ownership (commissioner and director), board cross-membership (commissioner and Shariah supervisor) and Shariah supervisor expertise do not have an impact on the MSI. Moreover, the results from the model without control variables show that commissioner expertise has a positive impact on the MSI, while board tenure (commissioner and director) and commissioner independence have a negative impact on the index. These results provide recommendations for the Islamic banking industry, so that it can be applied optimally to achieve the main objectives of the maqâshid Shari’ah

Penelitian ini berupaya untuk menganalisis model maqasid syariah Abu Zahrah sebagai sistem pengukuran kinerja dan menggunakannya untuk mengevaluasi kinerja bank syariah. Metode yang digunakan adalah kombinasi tinjauan pustaka dan survei terhadap 97 bank Syariah di Indonesia. Penelitian ini menemukan tiga dimensi maqasid syariah, yaitu pendidikan, keadilan, dan kesejahteraan masyarakat. Meskipun demikian, penelitian ini juga menemukan bahwa secara umum bank syariah belum mencapai kinerja maqasid syariah secara optimal. Dimensi pendidikan masih memiliki kinerja paling rendah dibandingkan kedua dimensi lainnya

This study aims to examine the determinants of zakat payers’ (muzakki) interest to pay zakat through Zakat Management Organization (ZMO). The respondents were muzakki (Zakat payers) who paid their zakat on profession/income through ZMOs in Indonesia. The number of respondents is 100 muzakki who were selected randomly. Using the structural equation modelling (SEM) method, this study found that transparency of zakat management, ZMO promotions through public figure involvement, and the supporting regulation which imposes zakat as a tax deduction have a significant impact on muzakki's interest to pay zakat through ZMO.

Penelitian ini menguji faktor-faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja efisiensi Organisasi Pengelola Zakat (OPZ). Efisiensi dalam penelitian ini difokuskan pada rasio program spending terhadap total spending. Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang menggunakan data primer dan sekunder dengan metode cross section dari dua puluh tiga sampel OPZ. Dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa komposisi Dewan Pembina tidak memiliki pengruh yng signifikan terhdp efisiensi OPZ. Namun rasio jumlah Dewan Pengawas terhadap Direktur Pelaksana memiliki pengaruh yang signifikan secara statistik dengan efisiensi OPZ. Semakin tinggi rasio jumlah Dewan Pengawas terhadap Direktur Pelaksana, semakin efisien suatu OPZ. Demikian juga keberadaan laporan auditor independen akan meningkatkan efisiensi OPZ. Empat variabel independen lainnya yaitu, perubahan kompensasi yang dibayarkan kepada pegawai, penerapan program manajemen dan sistem budaya yang efficiency emphasis, struktur kelembagaan OPZ dan ukuran (size) OPZ tidak terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi. Variabel ekplanatori dalam model penelitian ini mampu menjelaskan 64.4 persen variasi pergerakan efisiensi OPZ.