T ernak unggas air, terutama itik merupakan bagian dari sistem usaha pertanian di daerah perdesaan. Nilai ekonomi ternak itik tersebut sekarang ini semakin meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan konsumen terhadap produk-produk unggas air, seperti telur, daging, dan bulu. Namun, kondisi tersebut tidak sejalan dengan produksi dari ternak itik itu sendiri karena produksi dari itik belum mampu mencukupi kebutuhan permintaan konsumen. Hal ini salah satunya disebabkan sistem pola pemeliharaan itik yang masih bersifat tradisional. Banyak peternak itik di daerah perdesaan yang menerapkan pola pemeliharaan tradisional yang sepenuhnya tergantung pada alam. Kecenderungan ini dirasakan peternak tradisional sebagai keuntungan karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya banyak untuk pakan itik. Pola pemeliharaan yang baik adalah secara intensif. Mungkin para peternak itik, baik pemula maupun peternak kecil belum mengetahui seperti apa pola pemeliharaan secara intensif. Dalam pemeliharaan secara intensif para peternak itik akan mengahadapi beberapa tantangan, antara lain harus menyediakan pakan sendiri, sehingga biaya yang dikeluarkan lebih besar. Selain itu, pemeliharaan secara intensif harus memerlukan perkandangan dan manajemen

Paper ini akan mencoba membahas dampak penerapan otonomi daerah, khususnya dampak alokasi atau penyaluran dana perimbangan keuangan pusat dan daerah terhadap pengendalian moneter selama periode pertama (tahun pertama) penerapan otonomi daerah. Langkah pertama yaitu mencoba menghitung besarnya alokasi dana perimbangan yang diterima tiap daerah di Indonesia, kedua, kemana dana tersebut dialokasikan/ditempatkan oleh masing-masing daerah (perbankan di daerah), ketiga, apakah ada pencairan dana dan kesimpulan serta langkah-langkah yang dapat diambil oleh otoritas moneter untuk menghadapi pelaksanaan otonomi daerah tahun depan.

PENGANTAR PENERBIT egala puji bagi Allah Yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk dapat menghadirkan sebuah buku yang akan menjadi rujukan bagi pengenalan terhadap bank syariah, yaitu Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik karya Muhammad Syafi'i Antonio. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada pembimbing umat, Rasulullah Muhammad saw., bagi sanak keluarganya, para sahabatnya, dan umatnya hingga akhir zaman.

AMPUH adalah statergi menjadi cerdas tanpa batas, membantu kamu yang ingin melihat sesuatu yang sama dengan cara yang berbeda. AMPUH memberikan 5 kemampuan dasar yang dapat memotivasi diri untuk meraih sukses yaitu:

Ambil kesempatan
Mantapkan motivasi
Pelajari keterampilan
Usaha optimal
Hidup seimbang

Kalau kamu ingin tersennyum ketika membaca buku ini, maka AMPUH sedah menjadi bagian dalam hidupmu. Jika AMPUH menjadi bagian dalam hidupmu, maka puncak sukses tinggal menunggu waktu

Bisnis dan Perbankan dalam Perspektif Hukum Islam | Al-Mawarid: Jurnal Hukum Islam Quick jump to page content Main Navigation Main Content Sidebar Toggle navigation Login Al-Mawarid: Jurnal Hukum Islam Current Archives About About the Journal Submissions Privacy Statement Contact Search 1.Home 2.Archives 3.Vol 7 (1999): Hukum Islam dan Isu-Isu Kontemporer 4.Articles Section Articles Bisnis dan Perbankan dalam Perspektif Hukum Islam Muhammad Syafi'i Antonio [email protected] (Primary Contact) Article Sidebar Submitted August 4, 2016 Published August 4, 2016 Download PDF Fulltext Statistic Read Counter : 47 Download : 80 Main Article Content Abstract - Article Details Author Biography Muhammad Syafi'i Antonio Presiden Direktur PT Tazkia Karya Prima Jakarta dan Pakar Bank Mu'amalah …

Persepsi masyarakat terhadap profesi akuntansi sebagai komunikator bisnis, ternyata masih jauh efektif. Ada kemerosotan citra profesi akuntansi yang masih lekat dengan kesenjangan-kesenjangan.Globalisasi yang membawa liberalisasi segala bidang, termasuk liberalisasi ekonomi hendaknya memacu profesi akuntansi untuk lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Tidak hanya dalam teknis dan standar profesi saja,tetapi juga dalam pengaruh kegiatannya terhadap bidang ekonomi dan sosial secara keseluruhan. Profesi akuntansi harus berbenah diri dan mulai beraliah dari jasa profesi tradisional menuju jasa non tradisional. Mereka semestinya bersiap-siap menghadapi lingkungan baru dan sudah saatnya memikirkan apa yang harus diperbaiki baik secara internal maupun eksternal. Perubahan ini tidak hanya pada anggota profesi saja tetapi institusi pendidikan tinggi merupakan tempat proses melahirkan akuntan.